LAPORAN IKHTIOLOGI
SYSTEM PENCERNAAN
DAN PERNAPASAN PADA IKAN
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA: ROMI ANDRIAN
NIM: 09C10432053
FAKULTAS PERIKANAN DAN
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu jenis hewan
vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas
pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai
medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak
dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak
tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Salah satu contoh ikan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Saluran pencernaan ikannila yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Perhatikan gambar berikut. Sistem Pencernaan Ikan
Salah satu contoh ikan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Saluran pencernaan ikannila yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Perhatikan gambar berikut. Sistem Pencernaan Ikan
Di dalam rongga mulut
ikan terdapat gigi-gigi dan lidah. Ikan mas tidak memiliki kelenjar ludah,
tetapi memiliki kelenjar lendir yang berguna untuk membantu menelan makanan.
Pada proses pencernaan, makanan dari
rongga mulut masuk ke kerongkongan dan selanjutnya ke lambung. Dari lambung,
makanan masuk ke usus. Di usus bermuara cairan empedu yang membantu proses
pencernaan. Di usus halus, sari-sari makanan diserap dan selanjutnya diedarkan
oleh darah ke seluruh bagian tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap
dikeluarkan melalui anus.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:
Ø Sebagai tugas mata kuliah ikhtiologi perikanan.
Ø Sebagai bahan bacaan agar dapat
mengetahui dan memahami jebih jelas tentang ikhtiologi ikan khususnya pada
system pencernaan dan pernapasan pada ikan.
Ø untuk mengetahui sistem pencernaan dan
kelenjar pencernaan yang terdapat pada ikan. Sedangkan mafaat dari penyusunan
makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber referensi
atau acuan bagi para pembaca, baik mahasiswa, masyarakat umum maupun para
peneliti.
1.3 Manfaat
- Manfaaat yang dapat diambil setelah praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bentuk Sistem Pernapasan dan pencernaan yang terdapat pada ikan,
- Dalam manfaat pengetikan makalah
ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi Teman teman semuanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pencernaan
Secara
anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan
makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan
terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan
kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).
2.2. Saluran pencernaan
Mulai
dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga
mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
a. Mulut
Bagian
terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng
dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan
famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan,
bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan.
Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar
bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba.
Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
b. Rongga mulut
Di
bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata
pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut
diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan
permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah
masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap
(organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c. Farings
Lapisan
permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ
pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
d. Esofagus
Permulaan
dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk
membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum
akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan
air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
e. Lambung
Lambung
merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung
berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung
ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam
berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai
penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora
terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan
secara fisik).
f. Pilorus
Pilorus
merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat
mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
g. Usus ( intestinum)
Merupakan
segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat
makanan
h. Rektum
Rektum
merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit
dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara
kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka
adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan
bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki
organ tersebut.
j. Anus
Anus
merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang,
anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan
ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor
mendekati sirip dada.
2.3. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar
pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan
bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan
oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya
menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan
enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan
pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati
meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ
ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan.
Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan
disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil,
bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan
kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan
oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu.
Pankreas
merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses
pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar)
di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran
pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran
kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran
yang keluar dari pankreas menuju usus depan.
2.4. Proses Pencernaan
Sebelum
makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan
berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui
penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat
pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnat
mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan
pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim
ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian
dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal
pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat
bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim
ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer)
yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat
berjalan normal.
Apabila
makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng saluran
pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini
akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah
pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai
pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak
mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
Di
dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin.
Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu
itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati.
Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian
ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah
memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam
air dan diserap oleh usus.
Dinding
usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran
getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase
dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk
mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim
amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam
amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar
protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka
untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk
menyseuaikan diri.
2.5. Penyerapan Sari Makanan
Makanan
yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding
usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya
masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk
menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar
permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus
tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat
diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glikosa, galaktosa, fruktosa dan
lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon
tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam
lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan
gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe
(70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk
asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan
tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat
makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk
keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah
pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana.
Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah
pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida.
Pada
hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah
karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir
protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein,
lemak dan karbohidrat.
2.6. Pencernaan Secara Fisik Mekanik dan Kimiawi
Pencernaan
secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya
gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik
ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui gerakan-gerakan
(kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara mekanik di segmen
lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena adanya peran cairan
digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, hal
ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses pencernaan secara
kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu disekresikan oleh kelenjar
lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan
digestif yang berperan pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati,
pankreas dan dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi
inilah yang menyebabkan perubahan makanan dari yang asalnya bersifat komplek
menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya berpartikel makro menjadi partikel
mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat terlarut yang
memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang selanjutnya diedarkan ke
seluruh tubuh.
2.7 Sistem Pernafasan
Definisi
: Pernafasan : pertukaran CO2 (sisa-sisa proses metabolisme tubuh yg harus
dibuang) dengan O2 (berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses
metabolisme dsb).
Organ-organ pernafasan : mengambil O2 dari
perairan letak?
- terutama insang
- organ tambahan mengambil O2 dari
udara;paru-paru, labirin, dsb kulit dan kantung pada embrio dan
larva kuning telur
Insang, bagian-bagiannya :
- tulang lengkung insang
- tulang tapis insang
- daun insang
Fungsi bagian-bagian insang :
1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya
tulang tapis insang dan
daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah
keluarnya organisme makanan melalui celah insang
3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan dan peredaran darah, tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
Mekanisme pernafasan :
Pertukaran gas CO2 dan O2
terjadi secara difusi ketika air dari habitat yang masuk melalui mulut,
terdorong ke arah daerah insang. O2 yang banyak dikandung di dalam air akan
diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan
dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian
diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
Hal-hal yang berkaitan dg sistem pernafasan :
1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
2. Bila perairan kurang O2, ikan akan
a. pedagang
ikanàa. menuju permukaan
b. menuju tempat pemasukkan air
c. menuju tempat air yg berarus
3. Daun insang harus dalam keadaan lembab
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan
akan O2:
1. ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil
membutuhkan O2 >>
2. aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2
>>
3. Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 >>
4. Stadia reproduksi
2.8 Sistem Saraf dan Hormon
Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai
sistem koordinasi untuk mengantisipasi
perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb).
Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb),
perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb).
Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb),
saraf akan merangsang kelenjar endokrin
hormon dikirim keàuntuk Mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan
akan merangsangàorgan target dan aktivitas
metabolisme jaringan-jaringan a.l
untuk bergerak.
Sistem saraf terdiri dari :
- sistem cerebro spinal :
• sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung
• sistem saraf tepi
- sistem otonomi : simpati dan parasimpati
- organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL
Keistimewaan mendeteksi kondisiàsistem
saraf pada ikan : sistem saraf pada LL
lingkungan (pH, suhu, dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel
darah. Sistem Hormon : Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon a.l hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi.
lingkungan (pH, suhu, dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel
darah. Sistem Hormon : Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon a.l hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi.
Menurut hasil kelenjar hormon :
- endo hormon : yang bekerja di dalam tubuh,
seperti hormon-hormon di atas
- ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh, seperti fenomen : merangsang jenis
kelamin lain mendekat untuk berpijah.
- ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh, seperti fenomen : merangsang jenis
kelamin lain mendekat untuk berpijah.
2.9 Sistem ekskresi dan osmoregulasi
Definisi : Sistem Ekskresi : sistem pembuangan proses metabolisme tubuh
(berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit, ginjal, dan saluran
pencernaan).
Sistem Osmoregulasi : sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit, saluran pencernaan, dan ginjal.
Organ-organ sistem osmoregulasi : kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut.
Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal :
Sistem Osmoregulasi : sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit, saluran pencernaan, dan ginjal.
Organ-organ sistem osmoregulasi : kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut.
Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal :
1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi melalui darah
2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk
menjaga keseimbangan tekanan
osmotik cairan tubuh Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar (Teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
osmotik cairan tubuh Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar (Teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.
2.10. Sistem reproduksi dan embriologi
Definisi :
Sistem reproduksi adalah sistem untuk
mempertahankan/melestarikan
spesies dengan menghasilkan keturunan yang fertil.
Embriologi adalah urutan
proses perkembangan dari zygot (hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma)
sampai menjadi anak ikan dan seterusnya.
proses perkembangan dari zygot (hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma)
sampai menjadi anak ikan dan seterusnya.
Organ-organ reproduksi :
Organ kelamin (gonad) :
menghasilkan sel-sel kelamin (gamet) menghasilkan
spermatozoa
- Gonad
jantan : testes, biasanya sepasang, kiri dan
Kanan menghasilkan telur
- Gonad
betina : ovari/ovarium
Ø Tipe
reproduksi :
Berdasarkan organ kelamin :
1. Biseksual (individu betina terpisah dari
individu jantan)
2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina terdapat
pada satu individu)
3. Partenogenesis dan ginogenesis
Ø Berdasarkan
proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa :
1. Eksternal (ovivar) : pembuahan di luar tubuh betina, perkembangan embrio di
luar tubuh betina, jumlah telur ratusan s.d ribuan
2. Internal
a. vivipar : pembuahan di dalam tubuh betina, embrio
mendapatkan sari makanan
dari induk sampai menetas
dari induk sampai menetas
b. ovovivipar : embrio mendapat sari makanan dari kuning telur
perlu organ penyalur spermatozoa :à
perlu organ penyalur spermatozoa :à
- gonopodium (ikan seribu)
- clasper (cucut)
Berdasarkan perlindungan induk terhadap telur/anaknya :
1.
tanpa perlindungan :
tongkol, patin, bandeng -
telur banyak (ratusan ribu), ukuran kecil
- pemijahan di tempat terbuka
- pemijahan di tempat terbuka
2. membuat sarang :
- tanpa ditunggu induk
- sarang dari daun-daunan, kayu, pasir
3. di lokasi khusus, tanpa perlindungan induk
- di bebatuan, tenggelam di dasar
- di tanaman air
- diletakkan pada cangkang bivalva hidup
- diletakkan di pasir
4. perlindungan induk di luar tubuh
- buih/gelembung
- kayu/daun
- lubang/sarang
5. perlindungan induk di dalam tubuh
- di dalam mulut
- di cekungan di kepala
- di dalam ”uterus”
Ciri kelamin
1. Primer (gonad dan saluran yang terlibat langsung dalam proses
reproduksi)
- jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens
- jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens
- betina : organnya ovarium dengan salurannya oviduct baru diketahui
setelah dilakukan pembedahan
2. Sekunder (terlihat dari luar, tidak terlibat langsung dalam reproduksi)
- bentuk/ukuran (dimorfisme)
- bentuk/ukuran (dimorfisme)
badan, kepala, ukuran sirip, adanya genital papila, ovopositor
- warna (dikromatisme)
- warna (dikromatisme)
jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna
- tingkah laku
jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai
BAB III
METODELOGI
3.1 Metodelogi
Metode
yang dilakukan dalam praktikum ini, yaitu pengamatan secara langsung, dimana
data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara mengamati secara
langsung di laboratorium Biologi Perikanan, sehingga dapat memberikan gambaran
tentang Sistem Pencernaan dan Pernapasan pada ikan.
3.2 Waktu dan tempat
3.2 Waktu dan tempat
Praktikum
ini di laksanakan pada hari Sabtu tanggal 08 Desember 2012, pukul 08.00 -10.00
WIB di Laboratorium Biologi perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Teuku Umar
3.3. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah:
1. ikan Nila (Oreochromis niloticus )
2.Ikan Gabus (ophiocephalus striatus )
3.Ikan Lele (Clarias sp )
3.4 Alat alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Baki atau Nampan
2. Kain lap / Serbet
3.Buku praktikum ikhtiologi
4.buku penuntun praktikum ikhtiologi
5. Alat-alat tulis (Pena, Pensil, Penghapus, dan
penggaris)
6. Buku gambar
7. Pisau
3.5 Prosudur Praktikum
Adapun
prosedur praktikum ini adalah menggambar ikan-ikan yang telah disediakan. Ikan
diletakkan di atas nampan yang telah disediakan lalu digambar pada buku gambar,
membuat klasifikasi ikan, menyebutkan ciri-ciri ikan, dan mengamati tentang
Sistem Pencernaan dan Pernapasan, dan perhitungan kembali ukuran panjang
total,panjang standar,dan berat tubuh ikan tersebut pada ikan yang
dipraktikumkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Mengukur morfometri ikan.
Sample : Jenis ikan Nila (Oreochromis niloticus )
No Pengukuran Kode Cm Bentuk Tubunya
1 Panjang
Usus Halus Ikan nila - 45 cm Pipih
Mendatar
2 Panjang
Usus besar Ikan nila - 48 cm
3 Gelembung
Renang - 5
cm -
Sampel : Jenis Ikan Lele (Clarias sp )
Sampel : Jenis Ikan Lele (Clarias sp )
No Pengukuran Kode Cm Bentuk Tubunya
1 Panjang
Usus Halus Ikan Lele - 5 cm Kepala
picak dan Badan pipih
2 Gelembung Renang - 5 cm -
2 Gelembung Renang - 5 cm -
Sampel : Jenis Ikan Gabus (ophiocephalus striatus )
No Pengukuran Kode Cm Bentuk Tubunya
1 Panjang
Usus Ikan gabus - 8 cm -
2 Gelembung Renang Ikan - 10 cm -
4.2 Pembahasan
2 Gelembung Renang Ikan - 10 cm -
4.2 Pembahasan
Dalam
kegiatan ini bentuk Sistem Pencernaan dan Pernapasan sangat penting untuk
diperhatikan, di laboratorium ini kita harus mengetahui Cara mengkonsumsi
makanan maka ikan memerlukan sistem pencernaan agar bahan tersebut dapat
diproses. Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik
dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus,
kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
bentuk Tulang-Tulang Pada Tubuh ikan yang telah dipratikumkan,dan kita juga
harus mengetahui ukuran, posisi, bentuk dan jumlah Tulang yang ada pada Bagian
– bagian Rangka atau Tubuh Pada ikan..
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan
makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang
mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui
sistem peredaran darah.
Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
3.2 Saran
Pada
kegiatan praktikum kali ini sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan
disiapkan terlebih dahulu agar praktikan lebih siap dan terlaksana dengan baik
dalam melaksanakan penelitian praktikum tersebut.
Daftar
Pustaka
Adaaja.com . 2010. Sistem Pencernaan Pada Ikan.
http://adaaja.com/sistem-pencernaan-pada-ikan/
Adhi, I.K.D 2008. sistem-pencernaan-pada-hewan. http://gurungeblog. wordpress.com/2008/11/23/sistem-pencernaan-pada-hewan/
Arfinanda, G.F. 2010. Sistem Pencernaan Hewan. http://blogs.myspace.com/ index.cfm?fuseaction=blog.
Eafrianto. 2009. Probiotik Pada Ikan. http://eafrianto.wordpress.com/ 2009/11/29/probiotik-pada-ikan/.
Ensilokpedia. 2008. Saluran pencernaan pada ikan. http://ensiklofauna.net46.net /?q=node/17.
Meitanisyah. 2009. Anatomi dan Fisiologi ikanhttp://www.bloggaul.com/ meitanisyah/readblog/99696/anatomi-n-fisiologi-ikan.
Made Astawan, . 2001. Ikan Air Tawar Kaya Protein dan Vitamin. http://www. gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1057636419,44479,
Mirzan, C. 2009. Anatomi dan Fisologi Ikan Nila . http://www.blog.co.id/ Blogkage/blog/266/
Adhi, I.K.D 2008. sistem-pencernaan-pada-hewan. http://gurungeblog. wordpress.com/2008/11/23/sistem-pencernaan-pada-hewan/
Arfinanda, G.F. 2010. Sistem Pencernaan Hewan. http://blogs.myspace.com/ index.cfm?fuseaction=blog.
Eafrianto. 2009. Probiotik Pada Ikan. http://eafrianto.wordpress.com/ 2009/11/29/probiotik-pada-ikan/.
Ensilokpedia. 2008. Saluran pencernaan pada ikan. http://ensiklofauna.net46.net /?q=node/17.
Meitanisyah. 2009. Anatomi dan Fisiologi ikanhttp://www.bloggaul.com/ meitanisyah/readblog/99696/anatomi-n-fisiologi-ikan.
Made Astawan, . 2001. Ikan Air Tawar Kaya Protein dan Vitamin. http://www. gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1057636419,44479,
Mirzan, C. 2009. Anatomi dan Fisologi Ikan Nila . http://www.blog.co.id/ Blogkage/blog/266/